Surabaya, Budiluhur TV — Warga Kampus, Minggu pagi (13/5) Surabaya dilanda duka. Terdengar bunyi ledakan bom terjadi di tiga titik berbeda. Tiga titik tersebut berada di depan Gereja Katolik Santa Maria, GKI Diponegoro dan GPPS Sawahan. Sementara itu pelaku diduga menyamar untuk memasuki Gereja sebagai umat dan meledakkan bom bunuh diri. Ledakan itu terjadi disaat jemaat melakukan ibadah pukul 07.00 WIB hanya dengan selisih waktu 15 menit.
Menurut kabar Kepolisian Daerah Jawa Timur mengkonfirmasi setidaknya sebanyak delapan orang meninggal dunia dan 38 orang luka-luka akibat ledakan di tiga titik gereja di Surabaya tersebut. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera, Empat orang meninggal di Gereja Santa Maria, dua orang di dekat GKI Diponegoro dan dua orang lainnya di GPPS Sawahan.
“Ada delapan korban meninggal, dan 38 orang dibawah ke rumah sakit, termasuk anggota polisi. Ini hasil sementara,” tambahnya.
Komisaris Besar Polda Jawa Timur Frans Barung Mangera mengatakan kronologi ledakan bom tiga tempat itu ialah pelaku menyamar menjadi jemaat gereja, kemudian meledakkan dirinya sendiri hingga mengenai sejumlah korban.
“Pelaku pura-pura ingin masuk gereja, tapi kenyataannya mereka melakukan seperti itu,” ujarnya.

Kapolda Jawa Timur, Irjen Machfud Arifin, menyebut pelaku menggunakan bom mobil di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Sawahan
“Ya yang ini modus operandinya bunuh diri. Yang ini mobil bahkan. Di Ngagel (Santa Maria Tak Bercelah) baru motor,” ujar Machfud ketika mengunjungi TKP Gereja Pantekosta setelah terjadi rentetan bom Surabaya, Minggu (13/5) pagi.
Berdasarkan pantauan Kepala UPTD 1 Surabaya Pusat Dinas Kebakaran Kota Surabaya Arie Bekti di lokasi kejadian, puluhan sepeda motor yang diduga milik jemaat yang terparkir tepat di depan gereja Pantekosta Surabaya ini hangus terbakar. (amy)